Eksperimen Film Expired
July 06, 2020
Di tahun 1990-an, ketika kamera analog satu-satunya pilihan, menggunakan roll film yang tanggal kadaluwarsanya udah lewat buat foto-foto suatu hal yang konyol banget. Logikanya kayak susu yang sudah basi, emang ada yang mau minum ini?
Tapi di era megapixel, sebagian orang justru melirik kembali nuansa vintage, mungkin bosan sama ketajaman dan kemulusan foto digital. Ide buat menggunakan film expired jadi opsi yang menarik, utamanya buat yang baru belajar kamera analog, atau karena alasan dana terbatas.
Baca juga: 5 Kamera Pocket Film 35mm
Film Fresh vs Expired
Pertama, kita harus paham dulu sama yang namanya ISO, tentang konsep sensitivitas cahaya. Kalau belum tahu silakan Google dulu.
Dalam kamera digital, untuk mengatur ISO bisa seenak jidat. Beda dengan film, karena ketika mau foto-foto pas siang hari yang cerah ya harus siapkan film yang misalnya ber-ASA 200, kemudian set di kamera dengan 200 juga, dan angka ini enggak bisa diganggu-gugat lagi.
Nah, bedanya fresh sama expired itu dari keakuratan ISO yang tertulis. Film fresh ber-ASA 800, sudah pasti sensitivitasnya segitu. Namun, buat film 800 yang expired, ada kemungkinan ASA-nya turun jadi 400, bisa juga masih 800. Ya, film expired biasanya mengalami penurunan sensitivitas.
Alasan produsen roll film memberi tanggal kadaluarsa adalah jaminan mereka sampai kapan sensitivitas film masih terjaga. Karena biasanya toko-toko penjual enggak menyimpan filmnya di lemari pendingin, sehingga terjadi reaksi kimia yang menyebabkan turunnya sensitivitas. Jadi, kalau ada film yang kadaluarsa tahun 2008, tapi disimpan di kulkas, misalnya, enggak akan turun sensitivitasnya.
Intinya sih film yang kadaluwarsa tetap bisa dipakai, dengan resiko kita enggak tahu berapa nilai ISO yang tepat.
Berikut contoh hasil jepretan pakai Canon Canonet QL17 dengan amunisi Fujifilm Superia 200 dengan tahun kadaluwarsa 2008. Film ini sering disebut juga Superia Jenaka.
Tonal warna yang dihasilkan film expired tentunya berbeda dengan yang fresh, biasanya bakal lebih kontras dan tajam. Misalnya kalau yang fresh warnanya biru muda, maka kalau yang expired bakal rada ungu. Tapi hukum ini enggak selamanya berlaku, yang pasti hanya bisa kita ketahui kalau filmnya sudah diproses. Di sini asyiknya eksperimen pakai film expired.
Film expired ini saya dapatkan dari @morninggiantshop, langsung beli 20 roll buat stok amunisi. Kalau mau hubungi saya, katanya sih Superia Jenaka yang expired 2008 ini edisi terakhir.
Matamu, lightmeter-mu. Semua foto yang dijepret ini ga pakai bantuan lightmeter. Semua pakai intuisi dengan metode Sunny 16.
Jadi kenapa harus takut pakai film expired, bukankah hidup ini adalah kumpulan dari berbagai ketidakpastian?
*
Referensi:
- Dezner, Antonio. 7 Maret 2012. How to Use Expired Film.
- Raso, Michael. 26 September 2013. Why Shoot Expired Film?